Monday, March 31, 2008

BIOENERGI-Lahan Kritis Akan Ditanami Jarak Pagar

Luas lahan kritis di Indonesia diperkirakan telah mencapai 25 juta hektare dengan tingkat penggundulan tiga juta hektare per tahun atau satu hektare per menit. Maka, untuk menghambat laju kerusakan akan dilaksanakan gerakan rehabilitasi 10 juta hektare lahan kritis dengan jarak pagar. Program ini juga bertujuan untuk pengembangan energi hijau dalam mengatasi krisis BBM dan menanggulangi kemiskinan.
Rencana ini masuk Road Map Energi Hijau yang disampaikan Alhilal Hamdi dan Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dalam Fokus Grup Diskusi “Prospektif Sumberdaya Lokal Bioenergi” yang berakhir Kamis (15/9), di Serpong.
Diskusi dua hari itu juga menghadirkan pembicara dari Kantor Menneg Ristek, BPPT, LIPI, Pemda Bengkulu, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan pihak swasta.
Program pengembangan bioenergi di Indonesia dapat mengatasi tiga masalah besar yaitu kemiskinan yang saat mi mencapai 36,1 juta jiwa dengan memberikan lapangan kerja baru dan pendapatan bagi petani, menekan penggunaan BBM di Indonesia yang sudah sangat tinggi: 60 juta kiloliter per tahun. ini berarti subsidi Rp 136 triiun per tahun.

Atasi masalah llngkungan
Penanaman jarak pagar (Jatropha) di lahan kritis akan mengatasi problem lingkungan yang luas. Meluasnya deforestasi di Indonesia—tahun 2000 telah mencapai 21,9 juta hektare menurut Sensus Kehutanan—menimbulkan berbagai efek negatif seperti penyimpanan air tanah yang rendah, erosi, perubahan iklim mikro hingga makro, dan tingginya pencemaran gas-gas karbon.
Pada road map jarak pagar yang disusun tim gabungan disebutkan akan dilakukan penanaman 2.500 hektare jarak pagar on farm pada tahun 2005. Tim gabungan itu meliputi unsur dari Kantor Menko Kesra, Kantor Meneg Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, ITB, BPPT, dan beberapa perusahaan BUMN dibidang agro dan keuangan.
Tahun ini ada 1.000 hektare yang ditanami di Pulau Jawa, 500 hektare di Nusa Tenggara dan sisanya di daerah lainnya. Di Jawa penanaman dilakukan di lahan milik BUMN Jati Tujuh Jabar dan Pasuruan Jatini.
Sedangkan penanaman di Nusa Tenggara melibatkan kelompok perusahaan Jepang dan perusahaan swasta nasional, selain pembangunan pabriknya.
Pihak swasta juga akan membuka perkebunan tanaman itu di Bireun Nanggroe Aceh Darussalam pada lahan seluas 500 hektare. Untuk pembukaan perkebunan jarak di Sulawesi, Pemda Provinsi Gorontalo akan menyediakan dana APBD untuk petani melakukan penanaman selama tahun 2005-2006.
Dengan adanya serangkaian program tersebut, Hamdi optimis sasaran 2.500 hektare untuk pembibitan 2005 terpenuhi.
tahun 2006 ditargetkan penanaman 100.000 hektare, dipenuhi oleh BUMN Rajawali dan PTP Perkebunan Nusantara, Inhutani, dan Perhutani. Tahun 2007 ditargetkan 1 juta hektare, selanjutnya terus meningkat menjadi 5 juta hektare (2008), dan 10 juta hektare (2009).

Sumber : Koran Kompas (diolah)

Diagram Proses Pembuatan Biodiesel dan Pohon Jarak Pagar:

Compare Learning Toys
Compare and Save

Science Kits

Dinosaurs

Globes

Microscopes